Disebuah
kampus pekelangan, saat awal perkuliahan, ada cowk yang keren. Kucoba
mendekatinya dan kuberanikan untuk berkenalan dengan cowk tersebut.
“Mahasiswa
baru ya mas?” Tanyaku dengan imbuhan senyuman.
“Eh
iya mbak, mbaknya juga pok?” Dengan senyum 13 (satu kubik).
“Hmm,
Iya mas. Kalau boleh tahu pulangnya mana
mas? Terasa kaku lidah ini niatnya mau Tanya nama malah tanya alamat, hmm.
“Bandung
mbak” Dijawabnya datar
“Oh,
Pantes, eh mas la namanya siapa to?” Agak
agresif dikit.
“Demis”
Lagi-lagi jawabanya datar
“Weh
keren lumanyun eh lumayan modern.”
“Keran
opo mbak?” Tiba-tiba ada suara menyela dari belakangku
“Kenapa
mas?” aku jadi kepo
“Demis
Laputratuna “Deno Kemis Lauhir Putra
dari Tuuurah dan Narko” Dijawab ala
iklan mie sedap ayam special.
“Hemmg
(menahan mulut), asal Bandung ya? Hmm jauh juga”
“Jauh
mana mbak, Bandung, Bandar gunung”
“Wuaduh”
jadi merasa bodoh dua kali. Aku tertipu
Sipenyela
tertawa menang, sedang si demis hanya senyum satu kubik. Akhirnya aku juga tertawa
dan selalu teringat Demis Deno Kemis. Hahahaha. Uptzz.
hahaha lucu si critone bu
BalasHapus